Hujan dan kenangan
Hujan pun tak kunjung reda
Dingin menyelinap masuk pada rongga-rongga
Membawa hawa kenangan tentangnya
Mengganggu pikiran ku yang kini tak ada pembatasnya
Katanya
Aku tak akan pernah meninggalkan mu
Aku tetap selalu mencintaimu
Aku disini menunggu kehadiranmu
Nging...
Terus terngiang di telingaku
Janji manis yang habis dimakan ulat bulu
Terkikis
Kemudian habis
Aku yang datang dengan sejuta kasih sayang
Terseok-seok melewati hutan belukar di tanah Abang
Kau kejutkan aku dengan perbuatan tak senonoh mu dengan dia yang katanya kau sayang
Lalu, aku kau anggap apa, sayang?
Layaknya dihujam dengan pisau tajam
Layaknya dilempar batu besar
Ditampar ribuan kali tamparan
Kau anggap aku apa, sayang?
Sia-sia kah perjuangan ku selama ini?
Tak terhitung kah pengorbanan ku sejauh ini?
Pikiran ku melayang tak karuan
Antara bunyi hujan
Dan bunyi janji bualan
Antara dingin menyelinap
Dan rasa yang masih mengharap
Antara air dari langit berjatuhan
Dan air mata yang keluar bersahut-sahutan
Cengeng memang
Sok kekanakan memang
Ah!